aku merasa jijik. aku ingin menangis. tapi ada perasaan kecil dalam batinku yang mengatakan bahwa aku menikmati dijadikan budak seks oleh Vanya. ah, kemana pula sopan santunku, aku belum memperkenalkan diriku. sebut saja namaku Imelda, dan berumur 18 tahun. aku saat ini duduk di kelas 3 sma di sebuah sekolah swasta di daerah pejaten. kenapa aku bisa di posisi seperti ini, kuceritakan dulu awalnya.
aku masuk kelas 3 sma sebagai anak baru yang pintar, secara fisik bisa dibilang manis juga, dengan rambut pendek separuh leher, kulit hitam manis dan walaupun mungil, badanku cukup atletis karena aku suka sekali dengan ekskul dance. dan walau aku tidak diberkati dengan dada yang extravaganza, bagian pinggul dan pantatku termasuk menjadi nilai plus ku. aku adalah penyendiri yang kurang percaya diri. teman2ku rata – rata berasal dari geng anak pintar nan kutu buku. pernah beberapa kali pacaran, namun nggak sampai meniru2 adegan film porno, yang menjelaskan bahwa aku masih perawan ting ting. aku adalah juara kelas. hasil ulanganku selalu mendapatkan nilai 80 keatas. kehidupanku mulai menjadi neraka seksual berkat teman sekelasku yang bernama Vanya.
Vanya adalah anak orang kaya yang luas pergaulannya. dia kerap masuk kelas dengan kantung mata yang besat karena party – party di malam sebelumnya. dia juga merupakan kembang sma ku. cowok2 baik yang sekelas sampai para senior berebut akan perhatiannya. dia selalu tampak up to date dengan blackberry nya yang paling baru, pakaian dan sepatu dengan merek yang paling trendy, dan juga ketat dan seksi. tapi kecuekannya terhadap pelajaran sekolah itulah yang membuatku seperti ini sekarang.
aku ingat benar, waktu itu pelajaran matematika, dan sedang ujian. Vanya, sebagai teman sebelahku yang baik, menyenggol lenganku, ingin melihat lembar jawabanku yang sudah hampir selesai kukerjakan. sebagai anak yang bangga dengan hasilku sendiri dan menghargai kejujuran, tentu aku tidak memperlihatkan jawabanku kepadanya. Vanya terdiam, menutup mukanya dengan tangannya, lalu memukul meja dengan keras dan meninggalkan kelas tanpa memperdulikan ujian yang berlangsung. aku kaget & takut, tapi aku harus teguh pada pendirianku.
saat beristirahat aku bertemu dengannya, dia menyapaku dan meminta maaf karena sudah bersikap seperti itu tadi. dia bilang bahwa dia menghormati keputusanku untuk tidak memberikannya contekan karena itu jadi menyadarkannya tentang pentingnya belajar. lalu mengobrol2 kecil denganku. keesokan harinya, dia mengajak aku pergi kerumahnya untuk berenang bersama teman2nya yang lain. pada mulanya aku menolaknya dengan alasan harus belajar dan ada les balet, tapi dia meyakinkan aku untuk pergi karena ada senior cowok lucu yang aku suka juga datang ke acara itu.
sesampainya disana, aku melihat banyak teman2 gaulnya, dan juga beberapa cowok senior yang termasuk jajaran the top boys di sma ku, yaitu andre, joe, willy, dan anton. mereka adalah atlit basket sekolahku dan memiliki banyak penggemar. salah satunya adalah diriku. setelah menikmati minuman ice lemon tea menyegarkan yang diberikan Vanya, aku pun mulai berenang2, dan ternyata Andre berenang menghampiriku. dia bertanya2 mengenai diriku, dan kenapa dia tak pernah melihatku. aku menjawabnya dengan tidak konsen. mataku sering melenceng ke dadanya yang bidang dan perutnya yang six pack. entah kenapa kepalaku berasa ringan. aku merasakan keinginan yang amat sangat untuk menciumi dan melahap cowok ganteng didepanku ini, memegang kontolnya yang besar, menjilatinya sekujur tubuhnya, dan menelan spermanya. di sisi lain, aku merasa pusing seperti mabuk laut di kala kapal tengah badai. aku merasa berputar. (baru setelah beberapa lama aku tahu bahwa ice tea yang diberikan Vanya pecun itu telah dicampur dengan obat perangsang extra banyak dan pil ecstasy yang telah ditumbuk, dan dicampur dengan dosis obat penenang yang besar)
Andre melihat gelagatku yang pusing dan menawarkan aku untuk ke pinggir. Vanya membantuku naik dan menawarkan aku tidur dikamarnya. Andre dan Vanya membantuku berjalan sampai ke kamar Vanya, lalu Vanya meninggalkan kami berdua sementara Andre menemaniku tiduran. aku berbarang dengan posisi terlentang dengan bikini pinjaman dari Vanya yang cukup minim, sedangkan disampingku ada seorang cowok keren setengah telanjang, berbaring sambil menghadap ke diriku. dia mengelus2 rambutku, sambil sesekali menyentuh leherku. dia berkata bahwa dia sangat suka denganku, dan akan memberikan pijatan khusus sehingga aku cepat sembuh. diapun membuka tali bikini bagian dadaku, dan membelai sambil memijat payudaraku. aku mengerang keenakan. tangan cowok pujaanku sedang meraba diriku! mimpi apa aku! diapun mulai menciumi payudaraku sambil menurunkan tangannya keantara selangkanganku dan melakukan gerakan2 mistis yang membawa eranganku keluar.
aku menutup mataku. aku berada di nirwana. sejuta kembang api menyala saat aku bergetar dengan orgasme. aku menginginkannya lagi dan lagi, tapi aku tak kuat bergerak. belakangan aku tahu bahwa obat yang diminumkan kepadaku memiliki efek membius sehingga aku setengah sadar, dan bergairah mampus sampai2 aku tak memperdulikan sekelilingku. dan hal itulah yang dimanfaatkan oleh Vanya. setelah Andre meledakan orgasme pertamaku, beberapa orang lelaki masuk kedalam kamar. mereka adalah pembantu – pembantu dan sopir Vanya yang total berjumlah 3 orang. aku telah dibius kenikmatan dan terlena dengan nafsu seks yang hebat, tidak perduli dengan siapa yang ada disitu, setahu aku, Andrelah yang menyetubuhiku dan mengambil keperawananku dengan kenikmatan. setahu aku, Andrelah yang sedang kusedoti penisnya dengan bersemangat. Andrelah yang menggerakan tanganku untuk mengocoki penisnya. dan tanpa sepengetahuan & kesadaranku, Vanyalah yang mengabadikan kodak moment dimana aku sedang digencet oleh para mas – mas itu dengan digital camcordernya. dia mengambil jelas mukaku secara close up, ekspresiku kesakitan & kenikmatanku saat digenjot sang sopir, dan hasrat buasku saat menelan sperma dan penis sang pembantu.
aku bangun jam 2 siang keesokan harinya dengan kepala sakit, badan pegal dan masih mengenakan baju renangku. seseorang menutupi aku dengan selimut, dan membiarkan aku tidur di kamar Vanya dengan tenang. pintu terbuka, dan Vanya masuk, membawakan aku segelas teh panas. katanya aku pingsan karena darah rendah dari kemarin sore. dia juga membawakan makanan dan menawarkan sopirnya untuk mengantarkan aku pulang, jadi aku langsung pulang dari rumah Vanya.
sore setelah kelas keesokan harinya, aku diajak menemani Vanya ke kamar mandi sebentar. waktu menunjukkan pukul 15.00, saat anak2 ekskul sudah mulai pulang dan sekolah menjadi sangat sepi. sesampainya disana, rupanya ada geng cewek gaulnya Vanya, yang terdiri dari Anne, Chazie, Yasmin dan Reyna, tampak sedang menunggu sesuatu. Vayna menutup pintu kamar mandi, lalu ia memperlihatkan sesuatu dari ipod touchnya, yaitu film saat aku sedang menjadi binatang seks yang buas dan diganyang oleh 3 mas – mas yang menjijikan. “Ini adalah balasan karena lu gak ngasih gue contekan! Nilai gue nol gara2 lo! Sekarang lu mesti nurutin gue, atau lu bisa yakin, film ini bakalan muncul di forum2 internet, facebook lo dan email anak – anak satu sekolah!”
aku shock. masih tak percaya dengan apa yang kulihat. yang menyadarkanku dari shock ku adalah tamparan Yasmin yang keras. rupanya mereka mendapat kebebasan untuk terserah nyuruh aku ngapain aja oleh Vanya, sementara dia mau pulang duluan. Reyna mendekapku dari belakang, dan Chazie nampak sibuk melucuti pakaianku. aku ingin memberontak. aku ingin berteriak. tapi gambaran akan kebejatanku tersebar satu jakarta menahanku. apa kata teman – temanku… Imel si pelacur, si bispak, ngentot ama mas2! ah! tidaaaak!
aku pun telanjang bulat kecuali untuk kaos kaki dan sepatu yang masih melekat. Chazie menyodorkanku baby oil dan menyuruh aku menggosokannya ke seluruh badanku. setelah badanku licin dan mengkilap, Yasmin meraba pantat dan vaginaku. dia sangat menyukai pantatku yang moleh ini rupanya. Reyna ternyata memiliki pemikiran yang lain. dia menyuruh aku untuk masturbasi sambil melakukan gerakan – gerakan erotis. akupun melakukannya dengan berat hati, dan gemetaran. tiba2 pintu terbuka, dan masuklah Andre, Joe, Willy & Anton kedalam kamar mandi. aku pun refleks menutupi tubuhku, yang membuat Reyna dengan secepat kilat menendang perutku sehingga aku terbungkuk kesakitan. “Siapa yang suruh berenti?! Tunjukin kepecunan lu ke kita semua!” katanya sambil menjambak rambutku dan mencucukan kaki bersepatunya kedalam vaginaku. akupun menurut. aku menggerakan tubuhku dengan gerakan erotis, meraba sekujur tubuhku sambil menggosok2 vaginaku. rasa malu yang amat sangat menguasaiku. Andre dan cowok2 ganteng itu menontoniku melakukan gerakan – gerakan nista ini! hancur sudah harga diriku. setelah 5 menit, Joe & Willy pun membuka celana mereka dan menyuruhku menghisap penis mereka yang terjulur keras. jangan sampai aku bercerita bagaimana rasa & baunya penis cowok yang baru main basket dan tidak mengganti celana dalam mereka. amis, asin, kecut, sebut saja. semuanya ada. dan semua harus kujilat bersih.
Chazia, Reyna dan Yasmin hanya tertawa – tawa saat melihatku menguras penis Willy & Joe. mereka puas saat muka tersiksaku dilapisi oleh sperma remaja yang terlalu banyak makan protein (agak kuning & amisnya minta ampun) suatu pikiran terlintas dikepalaku, “kalau begitu, 2 cowok berikutnya pasti minta bagian juga” lalu kulihat Andre dengan malu, ternyata dia sedang memegang handphone berkameranya kearahku dan berkata, “yak, cut!”… gilaaaa!!! sinjiiiiinggg!!! gue direkam lagi! gue, cewek nista ini, terekam lagi2 dalam bentuk digital, siap buat jadi bahan cowok2 masturbasi atau dipertontonkan ke teman2 dekatnya!! tidaaaak!!
Andre lalu mendekatiku, membawakan bajuku, dan berkata “tenang mel. kamu sekarang pake baju, lalu kamu ikut aku. aku pulangin kamu. nanti aku kasih file yg di hapeku ini ke kamu.” aku menangis sambil memakai pakaianku lagi dan mengikutinya kearah mobilnya. hancur aku! aku tak pernah dipermalukan seperti ini seumur hidupku! paling tidak, sampai saat ini. yang ternyata, tidak ada apa – apanya dibanding yang berikutnya terjadi denganku.
Ok teman teman, bersambung ceritaku kali ini, aku masih capek dan kadang malas menginat cerita masa laluku, tapi harus aku share sebagai pelajaran buat yang lain. Sampai sekarang aku amsih sedih karena perawanku harus hilang, mahkota wanita yang sangat berharga bagiku, yaitu sebuah keperawanan.
Source
No comments:
Post a Comment