Iseng-iseng aku balesin emailnya dan ternyata dia berhasrat banget pengen ketemuan, sampai akhirnya bakal aku ceritaiin ini berlanjut sampai ke pertemuan. Bertemu di kafe dan ngobrol eh orang nya cuakep juga, tapi tingkah lakunya gag seperti saat di email yang dikirimkan ke aku. Email yang berisi tentang nafsu seks yang panas dan membara hehehehehe. Kuketahui namanya Via, asli orang
Jakarta, usianya baru 20 tahun..
Singkat cerita akhirnya kami copy darat di sebuah restoran fastfood di
bilangan Cibubur..
Jumpa pertama aku sungguh kaget tidak percaya. Ternyata Via mempunyai
semua kategori idaman lelaki untuk memadu cinta. Tingginya sekitar
165-an, dengan tubuh berbentuk indah, tonjolan di dadanya benar-benar
melotot seakan mau keluar dari bajunya. Apalagi dengan kaos ketat yg
dikenakannya, membuat aku menjadi “gerah”.
Sambil makan, aku tak henti-hentinya memandangi wajahnya yang bersih
dan manis. Apalagi dgn rambutnya yang pendek seperti lelaki. Kesan yg
aku dapatkan bahwa Via seorang yg agresif dan lincah.
“Gimana Vi? Apa kita langsung praktekkan tulisan kamu di email?” Aku
mencoba memulai kearah “sana”
“Up to you, lah!!” jawabnya santai sambil menyedot minumannya yg sudah
hampir habis.
Tak banyak buang waktu lagi, aku segera melajukan katana-ku ke sebuah
hotel di bilangan Cimanggis. Di dalam kamar aku masih agak ragu juga
memulai karena Via begitu tenang. Sambil menonton TV, Dia banyak
bertanya tentang aku, yang aku jawab apa adanya. Tiba-tiba dia
mematikan TV dan beranjak dari Sofa menuju kearahku.
“Yo, kita mulai aja, La!”
“Mulai apaan?” aku pura-pura bego. Padahal dalam hati aku bersorak
tidak karuan. Dengan keagresifannya dia melepaskan baju dan levisnya.
Dengan hanya mengenakan BH dan celana dalam ia memelukku. Aku yg
memang sudah “on” langsung balas memeluknya. Kukecup dahinya, matanya
yang terpejam ku cium mesra. Bibirnya yang sensual perlahan membuka.
Segera aku melumatnya dengan penuh gairah. Lidah kami saling berkait,
saling mendorong mencari rongga mulut lawan, sementara tanganku
meremas lembut pinggangnya. Betapa lembut dan halus aku rasakan.
Sementara ciuman kami semakin panas, tanganku meremas buah pantat Via
yang begitu kencang. Via pun tak tinggal diam. Jari-jarinya yang
lentik dan mungil menjelajahi dadaku. Puting dadaku ditarik-tariknya.
Seluruh aliran darahku seperti berputar kencang. Ciuman kami terlepas.
Sambil tetap berdiri lidahku mulai menjelajahi lehernya. Kujilat
pelan. Belakang kupingnya kusapu halus. Via semakin meracau pelan.
Saat Mulutku sampai di pundaknya yang putih, Kugeser tali branya
dengan gigiku. Tanganku membuka kancing branya di bagian belakang.
Segera kubopong tubuhnya yang indah keperaduan. Aku letakkan tubuhnya
yg pasrah perlahan-lahan. Aku pandangi seluruh tubuh Via dari rambut
sampai ujung kaki. Sungguh sangat sempurna. Semuanya masih kencang.
Tergesa-gesa kubuka seluruh pakaianku, dan melemparkannya ke lantai.
Kini aku dan Via hanya mengenakan segitiga saja. Via ku suruh
berbalik,, ku ciumi seluruh belakang tubuhnya. Mulai dari belakang
leher sampai ke jari kakinya yang bersih dan terawat.
“SSssttttt…… geli sayang….. eennankkkk.” Via mulai merintih.
kutindih tubuh via dari belakang. Kini aku duduk di pantat via.
Lidahku terus menciumi leher via dari belakang, sementara senjataku yg
sudah menegang kutekan kuat kepantat via. Meskipun masih mengenakan
celana, tapi aku dapat merasakan kenyalnya buah pantat Via menjepit
senjataku.
Kini posisi via sudah kembali berhadapan denganku. Ciuman kami semakin
ganas, sementara tanganku mulai membelai buah dada Via yang begitu
bulat dan kenyal. Putingnya yang masih kecil kupilin-pilin. Via pun
tak kalah agresif. Tangannya yg dalam posisi bebas menjelajahi seluruh
tubuhku yang dapat membangkitkan gairah. Kuhisap lembut puting buah
dada via yang sudah mencuat, kiri dan kanan bergantian. Sementara
tanganku yang satunya membelai dan mengusap kemaluan via dari luar.
“ACHh…….. uch……. LA…….” tangan via menekan kepalaku lebih
dalam ke buahdadanya, sehingga aku hampir tidak bisa bernafas. AKu
hisap kuat-kuat putingnya.
“achhhhhh…………” Via menjerit panjang keenakan akibat hisapanku.
Lidahku yang hangat mulai menjalari perutnya yg ramping. kugelitik
lubang pusarnya. Dengan gerakan memutar lidahku mengelilingi Kemaluan
via yang aku lihat “basah” nya mulai menembus celana dalam merah muda
yg dikenakannya.
Ku jilati pahanya yg gempal dan putih. Apalagi bulu-bulu halus di
pahanya sangat hitam kontras dengan kulit pahanya yg sangat putih. Aku
mulai membuka celana dalam via. Via menggerakkan pinggulnya membantu
aku melepaskan celana dalamnya. Kini Via sudah benar-benar bugil tanpa
sehelai benangpun. Mukanya yg manis dan putih kulihat mulai memerah
terbakar nafsu.
Aku mulai menjilati Kemaluan Via yang sudah basah. Klitorisnya yg
mungil kutekan dgn lidahku yg hangat dan basah. Sesekali ku dorong
lidahku masuk ke dalam celahnya yg hangat.
“Achhhhh…… ssssstttttt… achhhhhhhhh”
Via semakin bernafsu dengan tindakanku tangannya dengan kuat
mencengkram rambutku. Aku semakin bergairah.
Puas membuat banjir
kemaluan via, kuturunkan lidahku menjilati anusnya. Bau khas mulai
merasuk ke hidungku. Kumasukkan lidahku ke dalam anusnya. Via semakin
tak berdaya. Aku lirik mukanya tambah merah. Tiba-tiba Via berdiri dan
langsung mendorong tubuhku hingga terlentang ditempat tidur. Dengan
nafsunya dia melorotkan celana dalamku dan dilemparkannya begitu saja.
“aw…. besar sekali..” Via terbelalak kaget melihat senjata
kebanggaanku yg sudah tegang 100%. Tak lama menunggu aku mulai
merasakan genggaman hangat jari-jari via di batang senjataku. Dengan
lihainya via mengocok kemaluanku, sementara lidahnya mulai menjelajahi
seluruh tubuhku. Dimainkannya putting dadaku dengan lidahnya. Kadang
dihisapnya kuat, membuat gejolak nafsuku kian membara.
Makin lama kocokan tangan via di kemaluanku semakin cepat. Aku
meringis tak karuan. Kuremas rambut via yg ada didadaku. Aku semakin
tak kuat, apalagi saat lidahnya turun dan menjilati seluruh senjataku.
Sementara tangan Via bermain di dadaku dan menarik narik putingnya,
ciuman via semakin ganas. Biji senjatakupun tak luput dari permainan
lidah via yg agresiff. Apalagi saat kepala senjataku dimasukkan ke
dalam mulutnya yg mungil. Nafasku semakin memburu dan gairahku benar-
benar sudah di puncak.
Untunglah via pun sudah tak sabar. Via segera naik ke atas tubuhku,
dan dengan cepat mengarahkan senjataku ke lubang kemaluannya yg sudah
basah. Meskipun kepala senjataku sudah penuh dengan liur Via, tapi
tetap saja via agak susah memasukkan senjataku ke dalam lubangnya yg
menganga.
Setelah dirasa pas, via menurunkan pinggulnya perlahan, sampai seluruh
batang senjataku hilang tertelan lubang kemaluan Via.
“Achhh….. ssssttttttt. uch…., la……”
Kian lama gerakan via semakin cepat. Aku mengimbangi gerakan pinggul
Via, sambil mulutku memainkan putting bauh dadanya yg semakin mencuat.
Akhirnya Via mencapai orgasmenya pertama saat aku naikkan pinggangku
hingga seluruh senjataku terasa mentok kemulut rahimnya. Kukunya yg
runcing menancap di dadaku. Saat via melepaskan kenikmatannya, aku
masih menunggu utk melanjutkan permainan.
“Ayo La. Terus… Kamukan belum keluar!!”
Aku terpana, selama ini jarang ada wanita yg dapat langsung bermain
kembali setelah orgasme. Tapi aku tak sempat berfikir lagi. Segera
kumiringkan tubuh via. Sebelah kakinya kunaikan ke pundakku, dengan
posisi seperti ini, aku dapat menusukkan senjataku sedalam-dalamnya.
Kemaluan Via yg basah menimbulkan bunyi birahi. Kukeluar-masukkan
senjataku dgn gerakan teratur. Kadang aku selingi dengan hentakan
kuat. Dan pada hentakan kuat yg kesekian kalinya kembali tubuh via
mengejang kaku dan seluruh tubuhnya bergetar.
“Achhhhh…. la….. aku kelu… ar…. lagi”
Kembali tubuh via menjadi lemas. Aku semakin cepat mengayuh pantatku.
Segera kutarik pinggul via hingga posisinya menungging. Kembali
kutancapkan senjataku. Aku terus coba mendaki puncak kenikmatan
sedikit demi sedikit, sementara aku rasakan birahi via kembali bangkit
dengan ditandai goyangan pinggulnya yg erotis. Aku merangsangnya
kembali, sambil tetap mengeluar-masukkan senjataku, kuremas kedua buah
dada via yg menggantung. Kupilin putingnya ke kiri ke kanan.
Gejolak aliran darahku kian membara. Gerakanku semakin tak beraturan.
Aku merasakan spermaku sudah diujung. AKu semakin kuat mengayuh. Tiba-
tiba Via kembali menjerit lirih dan langsung menarik pinggulnya ke
depan sehingga senjataku terlepas dari vaginanya.
“Udah La, aku nggak kuat lagi”
“Tanggung, sayang, sedikit lagi”
“Ya sudah, cepat di sini aja,” tangannya menunjuk tonjolan buah
dadanya yg besar. Aku mengerti maksudnya.
Aku segera merangkak menaiki
tubuhnya. Kini senjataku telah berada di antara buah dada via yg besar
dan kenyal. Perlahan aku dorong ke depan. Dengan sigapnya mulut via
menyambar kepala senjataku. Sensasi baru yg luar biasa. Memang
cengkraman di buah dadanya tidak ada, tapi tekanan buahdadanya yg
kenyal di batang senjataku menimbulkan getaran-getaran halus. Apalagi
kepala senjataku dihisap oleh via. sungguh nikmat…..
Tak lama aku sudah tak dapat bertahan. Senjataku terasa membengkak
ingin segera memuntahkan lahar panas kenikmatan.
“Via, awas, aku mau keluar” aku mencoba menggeser kepalanya.
“Keluarin aja, la, nggak kenapa”
Tak keburu lagi senjataku memuntahkan lahar panas di dalam mulut via.
Hisapan kuat di kepala kemaluanku membuat orgasmeku semakin komplit.
Kukeluarkan senjataku dari mulut Via. Aku rebahan di sampingnya
mengatur jalan pernafasanku yg memburu. Akhirnya kami tidur berpelukan
dalam keadaan telanjang.
Sumber
No comments:
Post a Comment